Nstighthech.com, Jumat (21/2/2014), tarantula ini memiliki kaki sekitar 20 cm. Peneliti menyebutnya sangat berbahaya. Selain dapat bergerak dengan kecepatan yang luar biasa, spesies ini memiliki bisa yang mematikan.
Promosi Rayakan Hari Pelanggan, BRI Optimalkan AI untuk Pelayanan Responsif & Personal
Penampakan pertama Poecilotheria Rajaei terjadi di 2009 lalu. Ketika itu, seorang penduduk menemukan laba-laba raksasa yang telah mati. Kondisi ini dikatakan cukup menyulitkan peneliti untuk membuat kesimpulan lebih lanjut.
Mereka perlu mendapatkan spesimen tarantula raksasa, dalam keadaan hidup, sehingga dapat mempelajarinya. Selanjutnya, para peneliti itu mulai menjelajahi hutan di utara Sri Lanka.
Beruntungnya mereka kembali menemukan spesies serupa. Setelah mencari di antara pohon dan rimba, mereka pun menemukan beberapa tarantula raksasa dalam rumah sakit tua di Mankulam.
"Hewan ini cukup langka," kata peneliti, Ranil Nanayakkar. Pada umumnya, tarantula hidup di pepohonan. Namun deforestasi atau penembangan hutan telah merusak habitat mereka. "Akhirnya tarantula itu masuk ke bangunan tua."
Tarantula ini memiliki tanda khas berwarna kuning pada pergelangan kaki, serta garis merah muda di sekitar perut. Tarantula ini dinamakan Poecilotheria rajaei karena memiliki hubungan dengan laba-laba terbesar di dunia, yang ada di Amerika Selatan. "Laba-laba raksasa itu dijuluki Goliath bird-eater." atau raksasa pemakan burung.