Esposin, JAKARTA – Sebuah startup Amerika, Helicity mengembangkan teknologi untuk transportasi ke bulan. Helicity yang bermarkas di Pasadena, California, berhasil menarik pendanaan tahap awal dari sejumlah organisasi terkemuka.
Dikutip Bisnis dari Techcrunch.com, pendanaan tersebut berasal dari Airbus Ventures, cabang modal ventura dari raksasa kedirgantaraan besar Eropa, Penasihat TRE, Voyager Space Holdings, yang berada di belakang stasiun luar angkasa komersial Starlab, perusahaan luar angkasa E2MC Space, Urania Ventures, dan Gaingels.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Perusahaan rintisan ini berencana menggunakan dana tersebut untuk menghasilkan penggerak fusi yang akan mendemonstrasikan teknologi dasar dalam skala kecil.
Sementara dalam skala yang lebih besar, Helicity berkeinginan memiliki prototipe penuh yang bisa terbang di luar angkasa dalam waktu sekitar 10 tahun.
Co-Founder Helicity Space Stephane Lintner menjelaskan perusahaan sangat berhati-hati ketika melakukan pendekatan kepada pemodal ventura mengingat fusi adalah sektor yang rawan tercemar dalam pengembangan yang dilakukan perusahaan.
“Dan kami harus benar-benar yakin terlebih dahulu sebelum meningkatkan modal VC bahwa kami siap untuk itu,” kata Lintner, dikutip Selasa (12/12/2023).
Namun, dia mengatakan startup yang didirikannya tersebut telah menemukan cara untuk menggunakan jet plasma untuk reaksi fusi. Sebagai informasi, proyek ini merupakan gagasan fisikawan plasma dan salah satu pendiri Helicity, Setthivoine You. Dia mendirikan perusahaan tersebut bersama-sama dengan Lintner dan mantar eksekutif di Boeing Rocketdyne Marta Calvo pada 2018.
Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Startup AS Raih Pendanaan Tahap Awal, Kembangkan Teknologi Transportasi ke Bulan"