by Afaani Fajrianti - Espos.id Teknologi - Rabu, 25 Oktober 2023 - 00:32 WIB
Esposin, JAKARTA – Hati-hati. Penjahat siber memanfaatkan perang Israel-Hamas untuk menebar email penipuan dengan dalih seputar permintaan bantuan. Penjahat siber ini menyebar lebih dari 500 email penipuan dan membuat situs palsu memanfaatkan konflik kedua pihak tersebut, dengan tujuan agar masyarakat di Indonesia atau siapapun mempunyai keinginan untuk membantu, kemudian terjebak.
Kaspersky mengamati lonjakan email penipuan yang ditulis dalam bahasa Inggris. Solusi keamanan perusahaan mendeteksi lebih dari 540 email semacam itu.
Kaspersky adalah perusahaan global cybersecurity berdiri sejak tahun 1997. Keahlian keamanan dan ancaman Kaspersky yang mendalam terus berkembang menjadi solusi dan layanan keamanan generasi berikutnya untuk melindungi bisnis, infrastruktur penting, pemerintah, dan konsumen di seluruh dunia.
Para penyerang menyamar sebagai organisasi amal dengan menggunakan bahasa yang penuh emosional untuk dapat membujuk pengguna agar mengeklik link situs web penipuan, dengan kemudian mereka akan diminta untuk berkontribusi.
Para penyerang menyamar sebagai organisasi amal dengan menggunakan bahasa yang penuh emosional untuk dapat membujuk pengguna agar mengeklik link situs web penipuan, dengan kemudian mereka akan diminta untuk berkontribusi.
Faktanya, email phishing ini berasal dari berbagai alamat berbeda. Pakar Keamanan Kaspersky Andrey Kovtun mengatakan email penipuan menggunakan beberapa varian teks untuk menghindari filter spam agar para masyarakat merasa kasihan dan kemurahan hati untuk memberikan donasinya.
“Mereka menggunakan berbagai frasa ajakan berdonasi seperti kami menyerukan belas kasih dan kebajikan Anda, dan kami menyerukan empati dan kemurahan hati Anda. Adapun mengganti kata-kata seperti bantuan dengan sinonim seperti dukungan, bantuan, dan lain-lainnya,” kata Andrey, dikutip Senin (23/5/2023).
Penipu siber akan memfasilitasi transfer uang dengan mudah dan menawarkan opsi untuk berbagai transaksi mata uang kripto seperti Bitcoin, Ethereum, Tether, hingga Litecoin.
Dengan menggunakan alamat dompet, para ahli Kaspersky menemukan situs palsu lainnya yang mengklaim meminta bantuan kepada berbagai kelompok di wilayah konflik. Sayangnya, situs penipuan seperti ini dapat berkembang dengan cepat, mengubah desain, dan menargetkan kelompok yang berbeda. Untuk menghindari penipuan, sebaiknya periksa halaman tersebut dengan cermat sebelum berdonasi.
Situs web palsu sering kali tidak memiliki informasi penting tentang lembaga amal, penerima manfaat, dokumen hukum, atau kurang transparan mengenai penggunaan dana. Oleh karena itu, sejumlah langkah keamanan diterapkan untuk menghindari penipuan dunia maya atas nama sumbangan bantuan, termasuk dalam konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas.
Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Waspada! Hacker Manfaatkan Konflik Israel dan Hamas untuk Sebar Email Palsu"